Laman

Kamis, 27 Januari 2011

MAKALAH QOSHOS DALAM AL-QURAN (Kisah-Kisah)

A.    PENDAHULUAN

Al-Qur’an Al-Kariim merupakan kitab petunjuk bagi manusia dalam segala sisi kehidupan (bersifat universal). Dengan maksud memberikan hikmah serta pelajaran (ibrah) kepada manusia untuk kebaikan kehidupan mereka, Allah memberikan begitu banyak kisah -baik kisah dari seseorang atau kaum sebelum zaman Rasulullah saw. maupun kisah seseorang yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur’an itu sendiri dalam Al-Qur’an.
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS Yusuf [12] : 111)
Menurut perhitungan para ahli tafsir, bahwa sepertiga dari isi kandungan Al-Qur’an adalah berupa kisah-kisah (qashash) 1

B.    PEMBAHASAN

·        Pengertian Qashash al-Quran
Kata Qashash merupakan bentuk jamak dari kata qishash  yang berarti mengikuti  jejak, pengulangan kembali masa lalu atau cerita. Di dalam alQuran kata qashash memiliki beberapa pengertian yaitu:
1.             www.nuansaislam .com
~ Di dalam QS. Al-Kahfi ayat 64 :  Musa berkata: ”itulah tempat yang kita cari”. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.
~ Di dalam QS. Al-Qashash ayat 11 : Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan “ikutilah dia”...
~ Di dalam QS. Ali ’Imran ayat 62 : Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tidak ada Tuhan (yang berhak di sembah) selain Allah,...
~ Di dalam QS. Yusuf  ayat 111  : Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal...
Secara terminologis, Qashash adalah kisah-kisah dalam al Quran yang menceriterakan hal ihwal umat-umat terdahulu dan Nabi-nabi mereka serta peristiwa- peristiwa yang telah terjadi, yang sedang terjadi dan yang akan terjadi. 2

·        Macam-macam Qashash al-Quran
Ditinjau dari segi waktu,  Qashash al Quran terbagi menjadi tiga macam kisah. Yaitu:
1.     Kisah masa lampau (al-qashash al-ghuyub al-madhiyyah) contoh : QS. Ali ’Imran : 44;  QS. Hud : 49
2.     Kisah masa kini (al-qashas al-ghuyub al-hadhirah) contoh : QS. Al-Qari”ah : 1-6 ; QS. Al-Naziat  : 1-9 ; QS. Al-Tawbat : 107
3.     Kisah masa datang (al-qashash al-ghuyub al-mustaqbalah) contoh : QS. Al-Fath : 27 ; QS. Al-Maidah : 67


2.             Manna, al-Qathhan,Mabahitsfi ’Ulum Alquran.( Beirut : Muassasah al-Risalah,1994) hal . 305
Ditinjau dari materinya ,  Qashash al Quran juga dibagi menjadi tiga bagian , yaitu:
1.     Kisah para nabi terdahulu. Misalnya kisah nabi Nuh, Ibrahim, Yusuf, Musa, Harun dan sebagainya
2.     Kisah orang-orang yang bukan nabi dan kelompok-kelompok tertentu dengan segala kejadiannya  yang diceritakan al-Quran untuk dijadikan pelajaran. Misalnya kisah Maryam, Thalut, Ya’kut, Ashab al-Kahfi, Lukman al-Hakim dan lain-lain
3.     Kisah tentang peristiwa-peristiwa pada masa Rosullullah. Misalnya tentang perang Badar, perang Uhud, perang Tabuk, Hijrah, Isra dan lain-lain

·        Tujuan Qashash al-Quran
Tujuan Umum dari Qashash al Quran adalah pengambilan pelajaran (’ibrah dan mau’izhah).
Sedangkan tujuan-tujuan nya secara khusus3 adalah: 
1.     Mengungkapkan kemantapan wahyu dan risalah serta mewujudkan rasa puas dalam menerima wahyu bahwa Muhammad  yang ummi telah menyampaikan kisah-kisah tersebut kepada umatnya. (QS. Yusuf : 2-3)
2.     Menjelaskan prinsip dakwah kepada agama Allah dan keterangan pokok-pokok syariat yang dibawa oleh masing-masing Nabi dan Rasul (QS.al-Anbiya : 25)
3.      Menjelaskan bahwa Allah menolong dan mengasihi para Rasul beserta orang-orang yang beriman dan menyelamat -
3.             Drs.Supiana,M.Ag – M.Karman,M.Ag, ULUMUL QURAN. Pustaka Islamika, (Bandung. 2002)Hal. 248
kan mereka dari bencana sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad. (QS. Al-Anbiya : 87-92)
4.     Memantapkan kedudukan kaum Mukminin, menghibur mereka dari kesedihan dan musibah yang menimpa, meneguhkan hati Nabi dan umat yang mengikutinya, membujuk jiwa orang-orang yang diseru al-Quran supaya beriman kepada Allah (QS. Hud :120)
5.     Mengoreksi pendapat para Ahli Kitab yang suka menyembunyikan keterangan-keterangan dan petunjuk kitab sucinya dan membantah dengan argumentasi-argumentasi  yang terdapat dalam kitab sucinya sebelum di ubah oleh mereka sendiri (QS. Ali’Imran : 93)
6.     menunjukkan kebenaran al Quran dan kebenaran kisah-kisahnya, karena segala yang dijelaskan Allah dalam al-Quran benar adanya (QS. al-Kahfi  : 13)
7.     Menanamkan  pendidikan ahlak karimah agar pengkajinya mampu melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk.

·        Pengulangan Kisah dalam al-Quran
Dalam Al-Quran, terkadang satu kisah disebutkan beberapa kali dalam tempat yang berbeda. Bahkan cara menguraikannya pun berbeda-beda, baik dalam mendahulukan dan mengakhirkan (taqdim dan takhir), maupun dalam hal singkat (i'jaz) dan panjang lebar (ithnab). Tentu saja pengulangan itu bukan tanpa alasan.  Banyak hikmah dan ibroh (pelajaran) yang dapat dipetik dari pengulangan kisah tersebut, di antaranya:
Pertama, untuk menunjukkan ketinggian sastra (balaghoh) yang dimiliki Al-Quran.
Karena di antara karakteristik ketinggian sastra ialah kemampuannya untuk mengungkapkan peristiwa maupun perkara yang hanya satu, dalam gambaran yang bermacam-macam.
Kedua, untuk memberikan perhatian yang besar terhadap kisah-kisah tersebut agar semakin meresap di dalam hati.4
Misalnya kisah antara Nabi Musa dan Fir'aun. Kisah tersebut merupakan simbol yang utuh dan abadi tentang perseteruan antara kekuatan yang haq dan kekuatan yang bathil sehingga diulangi berkali-kali dalam Al-Quran.  
Ketiga, karena kadang masing-masing pengulangan tersebut memiliki tujuan yang berbeda.
Misalnya, pada salah satu pengungkapan yang ditonjolkan adalah bagaimana seharusnya setia di jalan perjuangan. Sementara pada pengungkapan yang lain ditekankan pelajaran bagaimana akhir dari kebenaran dan kebathilan.





4.             Dalam disiplin psikologi, pengulangan, termasuk pengulangan kisah, sangat penting untuk menancapkan pendapat dan pikiran di dalam benaknya. Lihat. M.Usman Najati, Al-Quran dan Ilmu Jiwa, Terjemahan Ahmad Rofi’ Usmani (cet. Ke-2; Bandung: Pustaka, 1997) hlm. 192
·        Manfaat dari Kisah-kisah dalam Al-Quran
Jika kita benar-benar menghayati dan menyelami makna dari kisah-kisah yang diceritakan dalam Al-Quran maka akan terasa bagi kita bagaimana susunan kalimat yang digunakan tersebut begitu menyentuh kepada dasar yang paling dalam dari relung-relung hati dan perasan. Semua pertarungan tergambarkan dengan jelas. Peristiwa yang dialami pelaku-pelaku yang dikisahkan tersebut tergambarkan dengan jelas dan seakan bisa kita saksikan pada hari ini, betul-betul menguasai sudut dan ruang perasaan dan angan-angan.
Semua kisah yang disampaikan Allah di dalam Al-Quran pasti ada manfaatnya bagi semua umat manusia sampai akhir zaman. Beberapa manfaat yang dapat dipetik dari paparan kisah-kisah tersebut antara lain: 5
Pertama, untuk menerangkan asas dan landasan dakwah di jalan Allah, serta menjelaskan pilar-pilar umum dari syariat masing-masing Rasul yang diutus oleh Allah. Firman Allah, "Dan tidaklah Kami mengutus rasul-rasul sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwasanya Tidak ada Tuhan selain Aku, maka dari itu sembahlah Aku." (QS. Al-Anbiya': 25).
Kedua, untuk meneguhkan hati Rasulullah dan umatnya agar tetap berada dalam dienul Islam yang dibawa olehnya. Serta untuk menguatkan ketsiqahan dan kepercayaan orang-orang mukmin akan pertolongan dan bantuan tentara Allah yang haq adanya.
Ketiga, untuk  membenarkan  kenabian para  rasul   sebelum

5.             Hafizzatunnissa, Ummu, Artikel Jum’at- Mimbar Jum’at. (http://www.waspada.com,Nop.2007)
Muhammad dan melanggengkan pengingatan terhadap mereka serta mengabdikan kenangan dari perjalanan dakwah mereka.
Keempat, untuk menunjukkan kebenaran Nabi Muhammad beserta risalah dan dakwah yang dibawanya, sebagaimana diberitakan dan dibenarkan oleh para nabi sebelumnya.
Kelima, untuk menghadapi ahli kitab dengan hujjah yang nyata, atas apa-apa yang mereka sembunyikan dari petunjuk dan hidayah, serta menantang mereka tentang apa yang mereka miliki dalam kitab mereka sebelum terjadi penyimpangan dan penyelewengan yang mereka lakukan.

C.     PENUTUP

Demikianlah, ternyata kisah tentang sebuah peristiwa yang dikaitkan dengan sebab-sebab terjadinya serta dampak yang dihasilkan oleh peristiwa tersebut memang sangat enak di dengar. Maka dari itu, menasihati dengan menggambarkan kisah-kisah nyata dari penggalan kehidupan masa lalu untuk dijadikan pelajaran jauh lebih bisa menuai sasaran. Dan kisah-kisah yang penuh dengan kejujuran dan kebenaran dalam bahasa Arab, dengan kedalaman sastra serta memiliki ketinggian bahasa, namun mudah dicerna, hanya dimiliki oleh Al-Quran.
Demikian uraian tugas mata kuliah Ulumul Quran tentang Qshshash al Quran. Semoga bermanfaat untuk penulis pribadi khususnya, dan siapa pun pada umumnya.  Wallahu a'lam.
DAFTAR PUSTAKA
·        Supiana, M.Ag – Karman, M.Ag, M, ULUMUL QURAN Dan Pengenalan Metodologi Tafsir (Cet. Ke-1; Bandung: Pustaka Islamika, 2002)
·        Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemahannya,(Edisi th 2002; Semarang: Pt. Karya Toha Putra, 2002)
·        Manna, al-Qathhan, Mabahitsfi ’Ulum Alquran.( Beirut : Muassasah al-Risalah,1994)
·        Usman Najati, M.  Al-Quran dan Ilmu Jiwa, Terjemahan Ahmad Rofi’ Usmani (Cet. Ke-2; Bandung: Pustaka, 1997)
·        Hafizzatunnissa, Ummu, Artikel Jum’at- Mimbar Jum’at. (http://www.waspada.com,Nop.2007
·        www.nuansaislam.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar