Laman

Selasa, 22 Februari 2011

Sejarah Dan Pengantar Ilmu Tafsir (Al Muqoddimatu Fi ‘ulum Al Tafsiir)



MAKALAH

Sejarah Dan Pengantar Ilmu Tafsir
Al Muqoddimatu Fi ‘ulum Al Tafsiir


Disusun Oleh : 
Anton Rahardjo


Dosen  : H. M. Syaefudin, Lc, M.Ag
  

INSTITUT ULUMUL QURAN BANDUNG – 2009
  1. PENDAHULUAN
Al Quran merupakan satu kitab suci pamungkas yang diturunkan Alloh SWT melalui Rasulnya untuk memperbaiki tatanan kehidupan manusia dan mahluk mahluk lain yang ada di dunia. Yang didalamnya merupakan gudang ilmu dari berbagai cabang keilmuan yang dibutuhkan di dunia bahkan di akhirat kelak.
Andaikata Al Quran dapat disebut ’buku’, maka ia merupakan satu satunya buku yang sanggup merubah dunia ini dalam skala yang sangat besar.1
      Didalam Al Quran terdapat surat atau ayat yang mudah dimengerti dan jelas artinya (muhkamaat) ataupun yang kurang jelas artinya dan memerlukan penafsiran (mutasyaabihaat).
Untuk memahami petunjuk petunjuk yang ada di dalam Al Quran yang memerlukan penafsiran, maka sungguh penting ilmu tafsir Al Quran dimiliki oleh orang yang ingin, sekali lagi memahami dan mendapat petunjuk, dari Al Quran itu sendiri.
      Sedangkan untuk menguasai ilmu tafsir juga diperlukan cabang cabang ilmu tafsir yang harus dikuasai oleh seorang penafsir Quran (Mufassir). Diantara cabang cabang ilmu tersebut antara lain : Ilmu Hadits, Ushuluddin, Ilmu Bahasa Arab, Asbab al nuzul, dan yang pasti harus menguasai Ulumul Quran. Dan yang pasti masih ada banyak lagi keilmuan keilmuan yang lain baik keilmuan yang teoritis ataupun yang non teoritis seperti ilmu kemasyarakatan(sosiologi) ataupun ilmu mengenai hal ihwal manusia, terutama tentang orang orang Arab pada waktu di nuzul kan Alquran dan sesudahnya.2
      Untuk itu, penulis akan coba menuliskan secara singkat pembahasan tentang pengantar dan sejarah ilmu tafsir. 

1.                     Prof. Dr. Afif Muhammad, MA, dalam Pengantar: ULUMUL QURAN Dan pengenalan Metodologi Tafsir. Pustaka Islamika. (Bandung. 2002)
2.                     Drs.Supiana,M.Ag – M.Karman,M.Ag, ULUMUL QURAN. Pustaka Islamika, (Bandung. 2002) Hal. 277
  1. PEMBAHASAN

  1. Istilah-istilah pada pengantar ilmu tafsir
Pada pengantar ilmu tafsir, sangat banyak istilah istilah yang harus dimengerti atau diketahui oleh calon mufassir. Diantaranya adalah kata Tafsir itu sendiri, selanjutnya istilah Takwil, Wahyu , Mushaf, dan Ilmu Tafsir. Sebetulnya masih banyak lagi istilah yang sering ditemui pada pengantar ilmu tafsir, tetapi hanya beberapa istilah diatas saja yang akan penulis bahas pada bab ini. Berikut sedikit penjelasan tentang istilah istilah di atas, antara lain:
    1. Tafsir
Kata tafsir berasal dari kata al fasr yang maknanya adalah menjelaskan dan mengungkapkan makna.3 Secara etimologi kata tafsir merupakan bentuk mashdar dari kata fassara yufassiru, yang secara etimologis mengandung banyak pengertian, Pertama, ia berarti menerangkan dan menjelaskan (al-idhah wa al-tabyin), yakni ada sesuatu yang semula tidak ada atau belumada memerlukan penjelasan lebihlanjut, sehingga jelas dan terang. Kedua, berarti keterangan sesuatu (al-syarh), artinya pengembangan dan perluasan dari ungkapan ungkapan yang masih sangat umum dan global, sehingga menjadi lebih terperinci dan mudah dipahami dan dihayati. Ketiga, ia berasal dari kata al-tafsirah, yang berarti alat alat kedokteran yang secara khusus digunakan untuk dapat mendeteksi atau mengetahui segala penyakit yang diderita oleh pasien. Karena tafsirah alat untuk mengetahui penyakit yang menjangkit seorang penderita, maka tafsir dapat mengeluarkan makna yang terkandung dalam Al-Quran. Keempat, ia berasal dari kata al-fasr yang berarti penjelasan atau keterangan. Maksudnya menjelaskan atau mengungkapkan sesuatu yang tidak jelas.4

    1. Takwil
Menurut bahasa: akar kata al aulu yang berarti ar ruyu = kembali. Akar kata al ayalah yang berarti as siyasah = mengatur. Takwil berarti ungkapan atau penjelasan suatu pandangan.
3.                     Al-Itqon Fi Ulumil Quran  (Samudera UlumulQuran) Jilid 4  Hal 237
4.                     Abu Hayyan al-Andulsy, Tafsir al-Bahr al-Muhith, Jilid ke-1 (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1993) Hal. 9
Kata takwil dapat ditemukan pada QS. Ali Imran 7, Yusuf 44, Yusuf 100.
Ulama salaf menegaskan, takwil adalah:
1.Menafsirkan kalimat dan menerangkan artinya, baik arti tersebut sama dengan bunyi lahiriah kalimat tersebut, ataupun berlawanan dengannya. (cakupannya: bab ilmu, dan rangkaian kalimat/keterangan seperti tafsiran, komentar, dan penjelasan).
2. Esensi dari apa yang dikehendaki oleh suatu kalimat. (cakupannya: esensi perkara-perkara yang didapati di luar, baik terjadi pada masa lampau ataupun yang akan datang).5
Berdasarkan keterangan keterangan diatas, penulis melihat bahwa Tafsir dan Takwil tidaklah berbeda jauh makna, maksud dan tujuannya.

    1. Wahyu
Secara etimologi berasal dari kata kerja bahasa Arab وَحَى (waā) yang berarti memberi wangsit, mengungkap, atau memberi inspirasi.
Wahyu  adalah pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat yang khusus diberikan kepada orang tertentu tanpa diketahui orang lain.6  
Berdasarkan salah satu ayat dalam Al-Qur'an, (QS. An-Nisaa :163) kita bisa menyimpulkan bahwa wahyu adalah qalam atau pengetahuan dari Allah, yang diturunkan kepada seorang nabi atau rasul dengan perantara malaikat ataupun tidak. Prosesnya bisa melalui suara berupa firman atau melalui visi/mimpi.

    1. Mushaf
Kata Mushaf berasal dari isim maf’ul dari ashafa, yang berarti mengumpulkan (shuhuf) yang berasal dari bahasa Arab Selatan Kuno. Shuhuf adalah bentuk jamak dari kata shahifah  yang berarti lembaran lembaran yang telah bertulis. Tetapi lembaran lembaran itu belum dibukukan atau belum dijilidkan.
Sedangkan yang dimaksud mushaf di sini adalah lembaran lembaran tulisan Alquran sebelum rasm Utsmani yang dituliskan oleh para sahabat Rasul menggunakan berbagai media.

5.                     Prof.. Dr. Mahmud Basuni Faudah. Grelovejogja..wordpress.com : 2007 (gunawan’s site)
6.                     Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas (wikipedia.org)
Antara lain kulit kayu, kulit binatang, pelepah kurma bahkan tulang binatang dan lain sebagainya.
Kemudian oleh Zaid bin Tsabit lembaran lembaran itu dikumpulkan dan dituliskan dalam satu naskah yang lengkap, di atas lembaran lembaran yang serupa, ayat-ayat dalam sesuatu surat tersusun menurut tertib urut yang ditunjukkan oleh nabi. Lembaran yang telah dibukukan oleh Zaid bin Tsabit  dan para sahabat ini, menimbulkan banyak pendapat tentang nama apa yang akan dipakai, akhirnya mereka sepakat menamai nya dengan Al-Mushaf.7

    1. Ilmu Tafsir
Sesuai dengan keterangan keterangan pada poin tafsir di atas, maka ilmu tafsir adalah ilmu yang digunakan untuk menerangkan, menjelaskan, mengembangkan, memperluas ungkapan ungkapan yang masih umum atau global, dan mengeluarkan makna yang terkandung dalam Alquran, pada ayat ayat yang masih samar atau belum jelas maknanya.

  1. Perkembangan Ilmu Tafsir
Dalam mengurai perkembangan kitab-kitab tafsir dan ilmu-ilmu tafsir dapat dibagi menjadi 3 periode yaitu : Periode Mutaqoddimin, Periode Muta’akhirin dan Periode Baru.8
    1. Periode Mutaqaddimin
#    Tafsir pada masa Rasulullah
#    Tafsir pada masa Sahabat
#    Tafsir pada masa Tabi’in
#    Tafsir pada masa Tabi’ Tabi’in
  
7.                     Al-Quran Al-Karim dan Terjemahannya , II Sejarah pemeliharaankemurnian Al-Quran,  Depag RI,  Al-Qowiyyu, (Semarang.2002)
8.                     Al-Quran Al-Karim dan Terjemahannya , III Tafsir Al-Quranul Karim,   Depag RI,  Al-Qowiyyu, (Semarang.2002)
    1. Periode Muta’akhirin ( abad 4 s/d abad 12 H)
Pada masa ini para penafsir tidak hanya mengutip riwayat dari sahabat,Tabi’in, atau Tabi’Tabi’in saja, tetapi mereka mulai bekerja, menyelidiki, meneliti dan membanding apa -apa yang dikerjakan  oleh orang-orang terdahulu mereka.
Sehingga timbullah kitab kitab tafsir  berdasarkan pada disiplin ilmu-ilmu yang dikuasai oleh masing-masing penafsir. Antara lain golongan yang meninjau dan menafsirkanAlquran dari  :
#    segi tata bahasa, gaya bahasa dari keindahan bahasa : Az Zamakhsyari dalam tafsirnya Al-Kasysyaaf
#    segi kisah-kisah dan cerita-cerita orang-orang terdahulu : Ats Tsa’labi
#    yang berhubungan dengan hukum : Al-Qurtuby dengan tafsirnya Jami’ Ahkaamul Quran, Ibnul Araby dengan tafsirnya Ahkaamul Quran
#    yang berhubungan dengan sifat Allah: Imam ar Razy (m 610 H) dengan tafsirnya Mafaa’tiul Ghoib
#    yang menitikberatkan pada isyarat-asyarat Alquran yang berhubungan dengan ilmu suluk dan tashawwuf: Abu Muhammad Sahl bin Abdullah At Tasturi dengan tafsirnya At Tasturi
#    segi kata-kata lafaz Alquran yang Ghorib. Atau kata-kata yang jarang di pakai sehari-hari: Muhammad Fuad Abdullah Baaqi dengan kitabnya Muj’am Ghoriibil Quran

    1. Tafsir Pada Periode Baru
Dimulai pada akhir abad 19 sampai sekarang ini. Penganut Islam setelah sekian lama dijajah dan ditindas oleh bangsa Barat mulai bangkit kembali.
Maka terkenallah modernisasi Islam yang dilakukan di Mesir oleh tokoh-tokoh Islam diantaranya Jamaluddin al-Afghani dan muridnya Syekh Muhammad Abduh. Di India dan Pakistan oleh Sayid Ahmad Khan. Di Indonesia sendiri oleh H.O.S. Cokroaminoto, K.H.Ahmad Dahlan, K.H. Hasyim Asy’ari, A.Hasan. 9

9.                     H.O.S. Cokroaminoto dengan Syarikat  Islam,  K.H. Ahmad Dahlan dengan ormas Muhammadiyahnya,  K.H Hasyim Asy’ari dengan perkumpulan Nahdlatul Ulama, dan A. Hasan dengan Persatuan Islamnya.



Kitab kitab tafsir yang dikarang pada periode ini, mengikuti garis perjuangan dan pemikiran kaum muslimin pada waktu itu. Diantaranya Tafsir al-Manar oleh Rasyid Ridha, tafsir Mahaasinut ta’wil oleh Syekh Jamaluddin al-Qosimi, tafsir Jawahir oleh Thanthawi Jauhari, dan lain sebagainya.
Di Indonesia sendiri ada tafsir An-Nur oleh Prof. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy. Tafsir Al-Azhar Oleh Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)

  1. Peran dan fungsi Tafsir
Setelah membaca uraian-uraian tentang tafsir, sepertinya bisa penulis simpulkan bahwa peran tafsir sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dalam memaknai Alquran yang kita tahu bahwa Alquran adalah petunjuk untuk semua segi kehidupan.
Sedangkan fungsi tafsir, yaitu menjelaskan dan menempatkan makna ayat-ayat sesuai tempatnya sebagaimana firman Allah (Qs An Nahl:43-44), agar ayat-ayat tidak disalahgunakan manusia dan tidak disalahartikan oleh manusia.

  1. Syarat-syarat Mufassir
Untuk bisa menafsirkan al-Qur’an, seseorang harus memenuhi beberapa kreteria diantaranya:
·         Beraqidah shahihah, karena aqidah sangat pengaruh dalam menafsirkan al-Qur’an.
·         Tidak dengan hawa nafsu semata, Karena dengan hawa nafsu seseorang akan memenangkan pendapatnya sendiri tanpa melilhat dalil yang ada. Bahkan terkadang mengalihkan suatu ayat hanya untuk memenangkan pendapat atau madzhabnya.
·         Mengikuti urut-urutan dalam menafsirkan al-Qur’an seperti penafsiran dengan al-Qur’an, kemudian as-sunnah, perkataan para sahabat dan perkataan para tabi’in.
·          Faham bahasa arab dan perangkat-perangkatnya, karena al-Qur’an turun dengan bahasa arab. Mujahid berkata; “Tidak boleh seorangpun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, berbicara tentang Kitabullah (al-Qur’an) jikalau tidak menguasai bahasa arab“.
·         memiliki pemahaman yang mendalam agar bisa mentaujih (mengarahkan) suatu makna atau mengistimbat suatu hukum sesuai dengan nusus syari’ah,
·         Faham dengan pokok-pokok ilmu yang ada hubungannya dengan al-Qur’an seperti ilmu nahwu , al-Isytiqoq (pecahan atau perubahan dari suatu kata ke kata yang lainnya), al-ma’ani, al-bayan, al-badi’, ilmu qiroat (macam-macam bacaan dalam al-Qur’an), aqidah shaihah, ushul fiqh, asbabunnuzul, kisah-kisah dalam islam, mengetahui nasikh wal mansukh, fiqh, hadits, dan lainnya yang dibutuhkan dalam menafsirkan. 10

  1. Para Penafsir Al-Quran dari Abad Ke-1 H sampai Modern dan Ciri Penafsirannya

Periode Mutaqaddimin

Abad ke-1 Hijriah
Pada periode Rasul, Sahabat, Tabi’in, Tabi’it Tabi’in, tafsir Alquran belumlah dibukukan.
Tokoh-tokohnya selain Rasul sendiri dan khalifah yang empat (Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, Ali Bin Abu Thalib)  adalah : Abdullah bin Abbas, Ubay bin Ka’ab, Abdullah bin Mas’ud, Zaid bin Tsabit, Abu Musa Al-Asy’ary dan Abdullah bin Az-Zubair.
Ciri penafsirannya masih menggunakan tafsir Bil Ma’tsur atau Bir-Riwayah, Metode penafsirannya terfokus pada shohihul manqul (riwayat yang shohih) dengan menggunakan penafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’an, penafsiran al-Qur’an dengan sunnah, penafsiran al-Qur’an dengan perkataan para sahabat dan penafsiran al-Qur’an dengan perkataan para tabi’in.
Abad ke-2 Hijriah
Para penafsirnya Yaitu : Yazid bin Harun As-Sulami(w. 117H), Syu’abah bin Al-Hajjaj (w.160 H), Waki’ bin Al-Jarrah (w. 197 H), Sufyan bin Uyainah (w. 198 H), dan Abdul Razzaq bin Hamman (w.221 H)
Ciri Penafsirannya dengan cara mengkodifikasi ilmu-ilmu keislaman, atau penggolongan berdasarkan segi keilmuan tertentu yang menyangkut dengan tafsir.
10.                  Abu Salma Muhammad,  Sejarah Tafsir dan Perkembangannya, Abusalma.wordpress.com (2007)
Abad ke-3 Hijriah
Para penafsirnya Yaitu :  Ibnu Jarir Ath-Thabari (w. 310 H), Ali bin Al-Madini guru Imam Al-Bukhori (w. 234H), Abu Ubaid Al-Qasim bin Sallam (w.224 H), Ibnu Qutaibah  (w. 275 H)
Ciri Penafsirannya dengan cara komprehensif atau dengan keilmuanyang luas dan lengkap.

Periode Muta’akhirin ( abad 4 s/d abad 12 H)

Abad ke-4 Hijriah
Para penafsirnya Yaitu :  Muhammad bin Khalaf Al- Marzuban (w.309H), Abu Bakar Al-Ambari (w.309H), Abu Bakar Al-Sijistani (w. 388 H)
Ciri Penafsirannya dengan cara komprehensif
Abad Selanjutnya
Abu Bakat Al-Baqilani (w. 403 H), Ali bin Ibrahim bin Said Al-Hufi (w. 430 H),  Al-Mawardi (w. 450H), Izzudin bin Abdissalam (w. 660 H), Alamuddin As-Syakhawi (w. 751 H), Ibnu Qayyim (w. 751 H).
Jalaluddin Al-Balqini (824 H), Jalaluddin As-Suyuthi (w. 911 H)11

Tafsir Periode Baru atau Modern

Musthafa Shadiq Ar-Rafi’i, Sayyid Qutbh,Syekh Muhammd Mustofa Al-Maraghi, Musthafa Shabri, Dr. Muhammad Abdullah Darras, Syekh JamaluddinAl-Qasimi,  Syekh Thahir Al-Jazairi, Syekh Muhammad Ali Salamah, Syekh Muhammad Abdul Azim Az-Zarqani, Syekh Ahmad Ali, Dr. Subhi Saleh, Ustadz Ahmad Muhammad Jamal. SelainItu di tanah air juga ada Prof. T. M. Hashby Ash-Shidiqy, Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA).
Ciri Penafsirannya komprehensif, kodifikasi keilmuan  dan selain menggunakan metode  Bil Ma’tsur atau Bir-Riwayah menggunakan juga metode Ar-Ro’yu al Mahmudah (penafsiran dengan akal yang diperbolehkan) dengan beberapa syarat diantaranya:

11.                  H.M. Syaifudin, Lc. Modul Mata Kuliah Pengantar Tafsir, IUQ  Bandung (2009)
#    Ijtihad yang dilakukan tidak keluar dari nilai-nilai al-Qur’an dan as-sunnah
#    Tidak berseberangan penafsirannya dengan penafsiran bil ma’tsur, Seorang mufassir harus menguasai ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tafsir beserta perangkat-perangkatnya. 12


  1. PENUTUP
Demikian uraian singkat Sejarah Dan Pengantar Ilmu Tafsir (Al Muqoddimatu Fi ‘ulum Al Tafsiir), sesuai dengan kemampuan penulis berdasarkan referensi-referensi buku ataupun halaman web sites. Yang jika dibandingkan, buku-bukunya pun hampir serupa isinya. Semoga bermanfaat untuk penulis pribadi khususnya,dan siapa pun pada umumnya. 

12.                  Abu Salma Muhammad,  Sejarah Tafsir dan Perkembangannya, Abusalma.wordpress.com (2007)

DAFTAR PUSTAKA
·         Supiana, M.Ag – Karman, M.Ag, M, ULUMUL QURAN Dan Pengenalan Metodologi Tafsir (Cet. Ke-1; Bandung: Pustaka Islamika, 2002)
·         Al-Andulsy,Abu Hayyan, Tafsir al-Bahr al-Muhith, Jilid ke-1 (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1993)
·         As-Suyuti, Jalaluddin, Samudera Ulumul Quran (Al-Itqan Fi Ulum Al-Quran), alih bahasa       Farikh Marzuki dan Imam Fauzi  (Surabaya: Bina Ilmu,2006)
·         Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemahannya,(Edisi th 2002; Semarang: Pt. Karya Toha Putra, 2002)
·         Muhammad, Abu Salma, Sejarah Tafsir dan Perkembangannya                 (http://abusalma.wordpress.com,2007)
·         Basuni Faudah, Mahmud, (http://grelovejogja.wordpress.com : 2007 )
·         Tim Penyusun, Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas (http://wikipedia.org)
·         Syaifudin, H.M,  Modul Mata Kuliah Pengantar Ilmu Tafsir, (Bandung IUQ ,2009)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar